PRAMUKA SMPIT TBZ: February 2012
Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

RIVA, SANG PRATAMA YANG GAGAH

  • Tuesday, February 28, 2012
  • Admin


  • Siaaaaap… Grak…!!!. Demikian aba-aba panjang yang dilantangkan oleh pemimpin upacara pada pembukaan KEMNAS 2 Pramuka SIT di Bumi Perkemahan Cibubur pagi itu. Riva Aprilliana Fauzan, Pramuka penggalang gagah yang sudah memiliki 11 buah TKK (Tanda Kecakapan Khusus) di selempangnya itu ternyata berasal dari Gugus Depan Sekolah Islam Terpadu Thariq Bin Ziyad Bekasi Jawa Barat. Siswa kelas 8E RSBI SMPIT Thariq Bin Ziyad itu terpiih dan dipercaya menjadi Pratama (Pemimpin Regu Utama) setelah melewati seleksi yang dilakukan oleh KorNas Pramuka SIT untuk memimpin upacara pembukaan dan penutupan KEMNAS 2 Pramuka SIT. Ucapan selamat dan jabat tangan dari Ka.Kwarnas beserta petinggi Pramuka SIT menjadi motivasi tersendiri bagi sang Pratama.


    Sebuah kebanggaan bagi Gugus Depan 06.215-06.216 Pangkalan Thariq Bin Ziyad bisa mengantarkan salah satu anak didiknya berprestasi dengan menjadi pemimpin upacara di tingkat nasional. Karena prestasi bukan hanya diukur dari kemenangan dalam sebuah lomba namun prestasi juga bisa diukur dari keberhasilan penanaman nilai dan karakter yang tercermin dalam sikap dan perilaku peserta didik. Mungkin demikian salah satu sudut pandang tentang prestasi yang tercermin pada Riva sang Pratama.

    Siswa yang lahir di Bandung 19 April 1998 dari pasangan Yana Mulyana dan Nina Herlina ini memang belum pernah diikutsertakan dalam lomba-lomba yang bersifat akademis walaupun dikelasnya selalu meraih peringkat 3 besar. Namun pengalaman dan semangat untuk senantiasa belajar dan berlatih memupuk karakternya. Kak Adi, Pembina Pramuka SMPIT TBZ pernah bilang, “Lomba dan kemenangan itu bukan tujuan tapi untuk mengukur keberhasilan latihan kita. Pembentukan karakter lebih penting karena menjadi basic core dari Pramuka”. Oleh karenanya lomba adalah salah satu sarana diantara banyak sarana termasuk berlatih dan menggali sebanyak mungkin pengalaman. Itu pula yang dialami siswa yang memiliki motto “Be your self” ini. Pengalamannya mengikuti kegiatan dan proses pembinaan di Pramuka SIT telah membentuk dirinya. Sebut saja serentetan pengalamannya yang sesungguhnya juga merupakan sebuah prestasi :
    -          Kelas RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional)
    -          LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa)
    -          English Outing Program di Kampung Inggris Pare – Kediri
    -          Persami (Perkemahan Sabtu Minggu) Pramuka SMPIT TBZ di Gunung Bunder
    -          LKTM (Latihan Kepemimpinan Tingkat Menengah) OSIS-Pramuka-PMR
    -          TSO (Thariq Student Outbound) di Curug Panjang, Mega Mendung – Bogor
    -          Jambore Nasional IX Pramuka di Teluk Gelam, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan
    -          Gladian Nasional Pramuka SIT di Pusdiklatnas Pramuka, Cibubur
    -          Perkemahan Internasional (PRINT) 2011 di Hutan Lipur Ulu Bendul, Kuala Pilah – Malaysia
    -          Wisata IPTEK Pramuka SIT di Kuala Lumpur, Malaysia
    -          Kemah Nasional Pramuka SIT di Bumi Pekemahan Cibubur

    Pramuka telah memotivasi semangatnya. Kemandirian, kedisiplinan dan kemampuan leadership adalah sebagian manfaat yang menurutnya sudah ia rasakan. Dimata sang kakak, Reza Aprilliana Fauzi, Riva adalah adik sekaligus sahabat baginya. Dimana ada Riva selalu ada Reza karena memang mereka saudara kembar. Reza sang kakak yang bercita-cita menjadi drummer ini memang memiliki hobi yang berbeda dengan Riva, namun mereka sama-sama memiliki semangat yang sama di Pramuka. Pramuka telah memupuk kekompakkan dua saudara kembar ini.

    Selain menjadi Pratama di KEMNAS 2 Pramuka SIT, Riva adalah Pratama di pasukan putra Pramuka SMPIT TBZ dan juga ketua kelas di kelasnya. Menurut sahabatnya yang akrab dipanggil Kidut, “Riva itu orangnya tegas, disiplin, sabar dan murah senyum”. Mungkin itu juga yang membuat teman-temannya mempercayakan dan memberikan amanah kepemimpinan di pundak siswa yang hobi berenang ini. Pratama yang bercita-cita menjadi pengusaha ini diwaktu senggangnya juga menyalurkan kegemaran memasaknya, Zupa Soup adalah masakan favoritnya. TKK memasak pun telah ia sandang sebagai de jure keahliannya memasak.

    Bukan hanya itu, TKK khotib/kultum tingkat purwa telah melatih dirinya untuk bisa memberikan taushiyah didepan orang banyak. Olah karena itu ketika diamanahkan untuk memberikan kuliah Shubuh mewakili kontingen Indonesia dihadapan seluruh peserta Perkemahan Internasional (PRINT) 2011 di Malaysia ia langsung menyatakan siap. Dan itupun merupakan sebuah prestasi yang patut dibanggakan.


    Sebagai “anak thariq”, Riva telah membuktikan pada kita semua bahkan pada teman-teman dari Malaysia dan Thailand bahwa predikat Shaleh dan Cerdas telah mulai melekat pada dirinya. Siswa yang tengah menyelesaikan hafalan Juz 29nya ini tetap tampil sederhana dalam kesehariannya. Prestasi dan pengalaman yang dilaluinya telah membentuk jiwanya makin matang, tidak sesederhana penampilannya.

    Menjadi Pratama (pemimpin regu utama) memang bukanlah tujuan atau puncak dari kesuksesan dan kepemimpinan di Pramuka. Namun ia merupakan salah satu proses pembentukan karekter dan kepribadian. Akan terus lahir pratama-pratama berkualitas di Pramuka TBZ sebagai calon-calon pemimpin dimasa mendatang. (SS)

    MENELADANI KEPEMIMPINAN BAPAK PANDU SEDUNIA

  • Wednesday, February 22, 2012
  • Admin
  • (REFLEKSI HARI LAHIR BAPAK PANDU SEDUNIA BADEN POWELL 22 FEBRUARI 1857)

    Sejarah kepanduan nasional atau lebih dikenal dengan Gerakan Pramuka tidak lepas dari sosok Lord Robert Stevenson Smyth Baden Powel of Gilwell yang merupakan penggagas gerakan kepanduan dunia. Baden Powell dilahirkan di London 22 Februari 1857 adalah seorang tentara Angkatan Darat Inggris yang memulai karirnya sebagai pasukan Hussars ke 13 di India. Sejak itu Baden Powell menunjukkan prestasi yang baik sehingga beberapa wilayah yang pernah menjadi daerah tugas kemiliterannya cukup sukses. Seperti di daerah Afganistan, di wilayah Zulu, Afrika Selatan dan pedalaman Ashanti, bagian negara Ghana, Afrika. Dari pengalaman itu Baden Powell menerbitkan sebuah buku berjudul “Aids To Scouting”. Buku tersebut merupakan kumpulan cerita pengalamannya selama menjalankan tugas sebagai tentara dengan tujuan memberikan petunjuk kepada tentara muda Inggris agar dapat melakukan tugas penyelidikan (investigasi kemiliteran) dengan baik.

    Mr. William Smyth seorang pemimpin Boys Brigade (tentara muda) di Inggris menilai buku yang ditulis Baden Powell sangat menarik. Ia kemudian meminta agar Baden Powell bersedia melatih anggotanya. Ketika itu Baden Powell pun langsung menerima tawaran Mr. William Smyth. Dua puluh satu pemuda dikumpulkan dari kesatuan Boys Brigade yang berada diberbagai wilayah di Inggris untuk melakukan perkemahan dalam rangka pelatihan di Pulau Brown Sea yang dilaksanakan pada tanggal 25 Juli – 02 Agustus 1907. Perkemahan di Pulau Brown Sea tersebut menjadi cikal bakal kepanduan dunia dan menjadi kegiatan kepanduan pertama di dunia dalam catatan sejarah.

    Di tahun berikutnya Baden Powell berupaya menyebarluaskan organisasi kepanduan ke seluruh dunia dengan cara menerbitkan buku berjudul “Scouting For Boys”. Melalui buku tersebut organisasi kepanduan mulai menyebar dan diterima dengan baik di beberapa negara dunia dibuktikan dengan didirikannya organisasi kepanduan di negara tersebut. Hingga pada puncaknya organisasi kepanduan telah menyebar ke seluruh dunia dengan berbagai tingkatan, yakin CUB yang diartikan sebagai “Anak Srigala” setara dengan golongan siaga (7-10 tahun), Scout Boys setara dengan golongan penggalang (11-15 tahun), Rovers Scout setara dengan golongan Penegak (16-20 tahun) Gerakan Pramuka serta mendirikan pula Girl Guides yang merupakan organisasi kepanduan putri dunia.

    Penyebaran organisasi kepanduan di seluruh dunia cukup cepat. Di Indonesia, organisasi kepanduan diperkenalkan oleh Bangsa Belanda pada tahun 1912. Organisasi kepanduan bentukan negara Belanda tersebut bernama “Nederland-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV)” yang sebelumnya bernama “Nederlandse Padvinders Organisatie (NPO)”. Sementara organisasi kepanduan pertama yang dibentuk oleh bangsa Indonesia adalah “Javanese Padvinders Organisatie (JPO) atas prakarsa S.P Mangkunegara VII pada tahun 1916.

    Organisasi kepanduan begitu diterima dengan baik oleh bangsa Indonesia karena mengedepankan nilai-nilai pergerakan nasional, persatuan dan kesatuan serta patriotisme. Hal tersebut menjadi dasar menjamurnya organisasi kepanduan nasional baik bernafas kebangsaan maupun agama, sehingga mendorong Presiden Soekarno pada saat itu untuk melebur organisasi kepanduan menjadi Gerakan Pramuka akibat dikhawatirkan terjadinya pergolakan politik nasional.


    Kepemimpinan Baden Powell

    Dalam AD/ART serta Undang-undang No 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, peran Gerakan Pramuka dituntut memberikan hasil nyata secara konkret sebagai organisasi yang berorientasi dalam mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial dan fisiknya untuk menjadikan generasi muda Indonesia lebih baik. Pemuda bangsa sedapat mungkin disulap menjadi seorang pemimpin yang diharapkan kelak menjadi pioner masa depan bangsa.

    Istilah “scout today leader tomorrow” yang sering didengungkan dalam Gerakan Pramuka bukan hanya menjadi ungkapan seremoni, namun memiliki roh akan sebuah cita-cita untuk membentuk manusia-manusia yang mampu memimpin. Seperti yang telah dilakukan oleh Baden Powell di masa perang boer ketika berhasil mengalahkan Kerajaan Zulu dan mengambil kalung manik kayu milik Raja Dinizulu dan pengalaman Baden Powell terkepung bangsa Boer di Kota Mafeking selama 127 hari dalam kondisi kekurangan makanan.

    Kepemimpinan seperti yang dicontohkan Baden Powell menjadi suatu barang mahal untuk diimplementasikan di tengah globalisasi saat ini. Pun Gerakan Pramuka telah menyadari hal tersebut. Kader Gerakan Pramuka di seluruh nusantara mengalami krisis kepemimpinan yang paling subtansi yakni kepemimpinan akan diri sendiri (Self Leadershif) dalam menghalau arus deras globalisasi dan permasalahan pemuda saat ini, seperti seks bebas, narkoba, tawuran dan perilaku amoral lainnnya.

    Melihat fenomena tersebut tidak salah jika program revitalisasi Gerakan Pramuka pun digelorakan sebagai upaya membenahi sistem pengaderan Gerakan Pramuka yang memiliki cita-cita luhur dalam membentuk kepribadian bangsa yang kokoh. Fenomena ini telah digambarkan dengan jelas oleh Baden Powell bahwa seorang pemuda memiliki labilitas yang cukup tinggi sehingga perlu dibentengi dengan kegiatan-kegiatan bermanfaat (Yang dimaksud Baden Powell adalah Kegiatan Kepanduan.)

    Buku Rovering To Success karangan Baden Powell yang terbit pada tahun 1922 dengan gamblang “memperingatkan” pemuda (pramuka penegak) dalam mencapai kehidupan yang bahagia harus berhasil mengalahkan karang-karang berbahaya. Karang yang dimaksud Baden Powell yakni, 1. Karang perjudian; 2. Karang wanita;. 3. Karang mementingkan diri sendiri; 4. Karang mengorbankan orang lain (munafik); 5. Karang tak bertuhan (atheis)

    Pengendalian karang tersebut adalah salah satu kunci keberhasilan kepemimpinan Baden Powell yang sepatutnya menjadi teladan bagi setiap anggota pramuka dan masyarakat. Sikap yang ditunjukkan menjadi contoh untuk ditiru mulai dari perilaku, tuturkata dan prestasi, sehingga pramuka kemudian dapat menjawab tantangan kehidupan yang penuh dinamika dalam mewujudkan cita-cita Baden Powel dan Gerakan Pramuka.

    Seorang pemerhati Gerakan Pramuka Sulsel mengatakan bahwa Prestasi tertinggi dan paling utama di dalam Gerakan Pramuka adalah ketika karakter orang dewasa (Pramuka) dan karakter peserta didik (Pramuka) berubah dari yang tidak baik menjadi lebih baik (imperatacylindrica, 2012). Semoga Bapak Pandu sedunia dapat menjadi teladan yang baik. Happy Baden Powell Days!

    Ditulis Di Makassar 22 Februari 2012 pukul 00.30

    *Penulis Adalah Mahasiswa Psikologi UNM, Anggota UKM Pramuka UNM

    Teknik Packing Ransel (Carrier)

  • Tuesday, February 14, 2012
  • Admin
  • Teknik packing ransel (carrier) saat mendaki gunung maupun kegiatan out bond lainnya sangat diperlukan sehingga barang-barang yang kita bawa dapat kita bawa dengan ringkas, efisien, rapi. Packing biasa disebut juga dengan pengepakan.
    Packing merupakan cara atau teknik menyusun perlengkapan dalam ransel (carrier). Dengan packing (pengepakan) yang baik ransel akan mampu memuat peralatan dengan efisien namun tetap terasa nyaman dikenakan saat perjalanan.




    Teknik packing yang benar membuat ransel (carrier) muat banyak tapi tidak memberatkan

    Oleh para penggiat kegiatan alam bebas (pecinta alam) packing telah dianggap sebagai salah satu ‘seni’ tersendiri. Sehingga teknik menyusun barang dalam ransel ini sangat tergantung pada keahlian dan kebiasaan masing-masing.





    Prinsip-prinsip packing carrier yang harus diperhatikan antara lain:

    * Masukkan matras dalam ransel.
    Sebagian orang memang lebih menyukai menempatkan matras tidur di luar carrier (ransel). Namun dengan meletakkan matras melingkar di dalam carrier bentuk ransel akan lebih tegak dan lebih mudah saat melakukan packing (meyusun) ataupun mengambil barang dari dalam ransel.

    * Letakkan barang terberat di paling atas
    Dengan meletakkan barang-barang yang berat di bagian atas, beban terberat ransel akan jatuh di pundak. Jika tidak, berat badan akan membebani pinggul sehingga kaki kurang bebas bergerak dan cepat merasa lelah.

    * Berat seimbang antara kiri dan kanan
    Saat melakukan packing, letakkan barang sehingga beban antara bagian kiri dan kanan ransel seimbang. Beban yang tidak seimbang akan mengganggu keseimbangan tubuh apalagi mengingat jalur pendakian yang biasanya melalui medan-medan yang sulit.

    * Maksimalkan ruang-ruang yang ada.
    Barang-barang yang berlubang bagian dalamnya seperti nasting (panci serba guna) jangan dibiarkan kosong tetapi isilah dengan barang-barang lain semisal beras, telur dll.

    * Urutkan barang sesuai waktu penggunaanya
    Barang-barang yang akan segera dipakai letakkan dibagian atas saat packing. Dan sebaliknya, barang yang kemungkinan dipakai belakangan dibagian bawah.

    * Pisah barang yang sewaktu-waktu diperlukan
    Ponco (jas hujan), PPPK dan obat-obatan adalah barang yang sewaktu-waktu diperlukan dalam perjalanan. Saat melakukan packing barang-barang ini dapat diletakkan di bagian atas ransel atau pada kantong-kantong di luar ransel sehingga saat membutuhkan dapat mengambilnya dengan cepat.

    * Masukkan ke kantong plastik
    Sebelum di packing dalam ransel kelompokkan dan masukkan barang-barang ke dalam kantong plastik yang tidak tembus air, terutama pakaian tidur atau pakaian cadangan, kertas kertas, buku, dll.

    * Lindungi benda mudah pecah
    Benda mudah pecah seperti telur sebaiknya dimasukkan ke dalam wadah yang kuat.

    * Hindari menggantung benda di luar ransel
    Matras ataupun benda lainnya sebaiknya jangan diletakkan di luar ransel. Menggantungkan benda di luar ransel selain kurang rapi juga beresiko tersangkut semak atau sejenisnya sehingga akan mengganggu perjalanan

    * Bawalah tas tambahan
    Bila memungkinkan bawalah tas tambahan semisal tas kecil yang bisa dikenakan di paha. Tas ini bisa untuk mewadahi barang-barang yang sering dikeluarmasukkan semacam kamera saku, obat-obatan, dll.



    Para pecinta alam biasa menyebut teknik pengepakan (packing) ini sebagai seni. Karena itu, teknik packing ransel atau carrier akan sangat tergantung pada selera dan keahlian masing-masing. Namun prinsip utama dari packing adalah menyusun barang dengan efisien, rapi tanpa harus merepotkan selama perjalanan.
  • Tuesday, February 7, 2012
  • Admin

  • ARTI KIASAN LAMBANG

    • Warna merah dan putih, bertuliskan Pramuka Sekolah Islam Terpadu (pada bagian atas) Indonesia (pada bagian bawah) : melambangkan semangat perjuangan dan keberanian dalam kebenaran nan suci, cinta tanah air Indonesia sebagai NKRI yang tertanam dalam sanubari setiap anggota Pramuka Sekolah Islam terpadu
    • Dua buah Tunas kelapa berwarna biru : melambangkan pramuka sejati yang bercita-cita luhur dalam keseimbangan nilai-nilai dunia dan akhirat
    • Bintang : melambangkan bahwa Allah SWT merupakan Cita-cita tertinggi yang menjadi tujuan utama
      Pita kuning bertuliskan “Bersiap siagalah” : melambangkan semboyan yang mewarnai setiap gerak langkah Pramuka SIT untuk senantiasa “Bersiap siaga” - “Be Prepare”
    • Tali tambang tidak terputus berwarna coklat diberi warna hijau ditengahnya : melambangkan Ikatan persaudaraan dan persatuan yang universal yang terus bersemi dalam jiwa 
    • Goresan-goresan lingkaran berwarna kuning melintasi dua buah tunas kelapa : merupakan bagian dari logo Jaringan Sekolah Islam Terpadu yang menjadi wadah dari Pramuka SIT
    • Perisai : melambangkan jiwa patriot yang Disiplin dalam waktu dan amal, agar senantiasa menjadi terlindung dari sikap malas sehingga tak mengenal lelah


    MAKNA LAMBANG SECARA KESELURUHAN

    • PRAMUKA SEKOLAH ISLAM TERPADU dengan semangat perjuangan dan keberanian dalam kebenaran nan suci, bercita-cita luhur dalam keseimbangan nilai-nilai dunia dan akhirat dengan berlandaskan Allah SWT sebagai Cita-cita tertinggi yang menjadi tujuan utama, akan senantiasa menjunjung Ikatan persaudaraan dan persatuan yang universal yang terus bersemi dalam jiwa dengan jiwa patriot yang Disiplin dalam waktu dan amal, tak kenal lelah dan senantiasa “Bersiap siaga” menjadi garda terdepan keutuhan tanah air, bangsa dan negara Indonesia.
    .:[Close]:.
    Photobucket